Monday, June 3, 2013

GULA-GULA GULALI (1)

Karya Bang Aceng (kiri, gambar paling besar, bertahan
sampai  bulan tak leleh, kupajang di rumah.




GULA-GULA GULALI (1)

Cantik bukan burung dari kristal di gambar ini? (Pada foto, yang paling besar, sebelah kiri). Lebih istimewa lagi karena tak seperti kristal gelas Cekoslowakia, benda cantik ini berasa manis. Serta bisa lumer dimulut sebab berasal dari kristal berbeda: gula pasir. Di banyak tempat di Indonesia disebut gulali.

Setiap kali bertemu penjual gulali, hatiku girang. Lalu dengan mulut menganga karena terpesona akan memelototi sang abang penjual yang dengan trampilnya memelintir, memencet, menarik, mengulur, melengkungkan gula karamel yang sudah dilenturkan. Berbagai bentuk ditawarkan oleh si abang gulali, burung, kuda, kupu-kupu, terompet, balon, bunga dsb.

Jelas sekali bahwa diperlukan rasa seni yang cukup untuk dapat menghasilkan bentuk yang cantik. Seperti Abang Aceng, yang membuatkan gulali burung tadi. Ketrampilannya terlihat dari hasilnya yang berwarna bening, transparan. Para penjaja yang kurang ahli akan menghasilkan gulali yang tak tembus pandang, pekat.

Tadi siang aku bertemu Bang Aceng di pameran menyambut Ultah Jakarta di mall dekat rumah. Aku bergabung bersama anak-anak yang mengerumuninya minta dibuatkan macam-macam bentuk. Saat mengamati Bang Aceng yang sepenuh hati memutar-mutar tangkai tempat benang-benang adonan gula dilekatkan, menciptakan bentuk pesanan pelanggan, tiba-tiba ada kesadaran baru menghampiriku. Ini bukan sekedar berjualan, tapi ini seni - tepatnya performance art. Diperlukan olah rasa yang “halus” untuk dapat menciptakan bentuk dalam waktu yang pas, karena jika terpapar terlalu lama maka udara akan membuat gula terlalu keras untuk dibentuk.

Terasa pula bahwa bukan hanya hasil akhir yang dipersembahkan oleh Bang Aceng bagi penontonnya, namun juga proses pembuatannya yang indah. Orang tak mau membeli gulali sudah jadi (yang dipajang Bang Aceng di pikulannya). Kebanyakan pelanggan minta dibuatkan dari awal, karena ingin menikmati “performance” penjualnya. Aku memesan bentuk bunga, burung dan kupu-kupu.

Di rumah, sambil memandang tiga tangkai gulali dalam gelas yang kuletakkan di tengah meja sebagai hiasan, aku men-google asal muasal gulali ini. Benar juga, ternyata di banyak bagian di dunia, pengolahan gula menjadi berbagai bentuk ini dianggap suatu seni.

Di Cina, tradisi atau seni rakyat ini disebut ‘blown sugar’ – gula tiup. Gulali dibentuk dengan cara menarik seutas adonan, dilubangi, kemudian ditiup sambil dibentuk. (lihat performance di link ini :http://www.youtube.com/watch?v=93NeaHm5IwEatau http://www.youtube.com/watch?v=5lbSiYJ1pHg&feature=related. ). Adonan gula tidak diwarnai, sehingga gulali Cina berwarna coklat sawo matang transparan.

Pada situs-situs ini, penjaja gulali disebut artis jalanan, dan kegiatannya disebut seni gula tiup. (Pada foto, gulali Cina berbentuk babi, kanan bawah)

Di Jepang, sebagaimana kriya lainnya, pembuatan gulali diangkat ke tataran lebih tinggi, diakui sebagai seni yang disebut Amezaiku. Seringkali para seniman gulali ini menciptakan gulali berupa tokoh dalam cerita yang sekalian mereka dongengkan kepada penontonnya. Mereka mewarnai karyanya untuk menambah karakter. (Di foto, figurin gula Amezaiku berlatar belakang biru, berbentuk burung putih, kanan tengah. Ini adalah karya Miyuki, yang menyebut diri seniman pemahat permen - candy sculpture artist, dan tinggal di Amerika).

Seni atau kriya dengan bahan dasar gula, tidak terbatas hanya di Asia. Di Finlandia, konon seni ini datang dari Rusia. Bahkan ada permen yang disebut Russian Candy, berupa karamel dicampur krem susu. Di negara-negara bekas Rusia, seperti Latvia, ada yang mirip gulali, hanya semata-mata dari gula, berupa figurin binatang. Permen bertangkai ini disebut petushki (sumber : situs blog “Russian Season”. Pada foto, kanan atas, berbentuk ayam jago). Seperti juga di Cina, tidak diberi warna sama sekali dalam adonan dasarnya.

(bersambung)

Catatan : - Foto paling besar, kuambil sendiri, gulali karya Bang Aceng. Foto lainnya dari berbagai sumber, yaitu : Michael Chen’s Blog, http://wn.com/Miyuki__Japanese_Candy_Sculpture_Artist danhttp://www.russianseason.net/?s=petushki

No comments:

Post a Comment