Saturday, June 1, 2013

Odong-odong / Sepur Kelinci


Zaman anakku kecil dulu dan tinggal di kompleks perumahan, belum ada odong-odong. Konon baru berkembang di dasawarsa terakhir. Diduga berasal dari Sukabumi - diperkuat dengan fakta bahwa kata 'odong-odong' adalah bahasa Sundanya 'singa-singaan'. Pada titik awal bertumbuhya benda ini berbentuk deretan kursi berbentuk objek yang menarik bagi anak-anak (kapal, binatang, pesawat), lalu diangkut berkeliling dengan tenaga kayuh mengikuti lagu yang disetel keras-keras. Tarifnya murah, seribu satu trip, yang biasanya selesai setelah tiga lagu.

Di kota2 besar odong-odong berkembang, menyesuaikan diri dengan skala daerah yang dilayaninya. Alhasil odong-odong bertenagakan mesin motor. Daerah jelajah odong-odong menjadi tak terbatas hanya di sekitar kompleks dan gang-gang pemukiman. Dengan power lebih tinggi, odong-odong dapat melayani rute cukup jauh, dari Cikini ke Tanah Abang, misalnya. Karena itu penumpangnya sekarang tak melulu kanak-kanak, ibu-ibunya pun terangkut sebagai pengawal. Bentuknya berevolusi pula, kursi berbentuk binatang lenyap, digantikan oleh kursi biasa. Namun odong-odong tetap berfungsi sama, menghibur anak-anak dengan murah meriah.

Bangsa kita memang resilient, tangguh, bisa menyesuaikan diri dengan himpitan jaman. Lahan bermain yang hilang, hiburan anak yang semakin mahal, disiasati dengan luwes.

P/S: kuceritakan kembali dengan basis berbagai sumber. Foto kuambil di depan Kantor Pos Cikni awal November 2012

No comments:

Post a Comment