Saturday, June 1, 2013

KUE KULKAS



Di wallku ada foto di tag sepupuku Nila, berjudul: Extended Family. Tidak ada aku. Tapi di meja yang hanya terlihat ujungnya, ada kue buatanku. Aku tidak ikut berbuka bersama karena kue ini. But that's another story. Aku ingin bercerita tentang kue ini.


Kue ini kegemaran kami, anak2 ibuku dan keponakan2nya. Di hari-hari istimewa ibu mengolah dan menghadirkan kue 'refrigerator'. Itu memang namanya, mungkin karena harus masuk kulkas berjam-jam sebelum bisa dipotong. Dari namanya ketahuan bukan kue tradisional kita. Ibu memperoleh resepnya dari istri para expatriat yang tinggal di ladang minyak di Riau tempat aku dan adik2 ku bertumbuh.

Karena acara berbuka bersama kemarin juga hari istimewa, dari minggu kemarin aku berencana membuatnya. Memang tidak susah, tapi memperoleh bahan-bahannya sulit. Di sela-sela mingguku yang (kok ndilalah) pas sibuk dan padat banget, aku berusaha menemukan kepala susu yang jadi bahan utama pembedanya, yang membuat kue ini istimewa.

Kepala susu ( fresh heavy cream atau slagroom dalam bahasa Belanda) memang berderet-deret di pasar swalayan. Tetapi yang dipergunakan ibuku dulu, datang dalam kaleng mini, merek nestle, setinggi 4 cm. Aku masih ingat rasa dan baunya. Beda dengan yang tersedia di pasar2 sekarang. Karena itu benar-benar bersyukur aku ketika menemukan kepala susu dalam kemasan yang aku cari di satu toko yang khusus menjual produk dari Arab. (Unik sekali, ternyata bukan saja kita membaca dari kanan ke kiri dalam tulisan Arab, tetapi buka-an kaleng juga berada di bawah, seperti foto di bawah ini).

Dituntun buku resep tua Ibu, aku mencampurkan bahan seperti dalam lab, dan meramunya - berusaha menemukan magic seperti yang ibu selalu berhasil ciptakan. Buku bersampul coklat berpinggir bahan karet merah (sekarang sudah pakai life support berupa plester lebar yang dengan susah payah merekatkan) ini hanya beberapa tahun lebih muda dariku. Halaman2nya berderik ketika dibalik-balik, dikeraskan oleh berbagai cairan tumpahan yang mengering garing. Pinggir kertas-kertas menguning ini bergerigi dimakan tahun. Resep tulisan tangan ibu dengan judul 'refrigerator cake' hampir tak terbaca, tinta memudar dan agak tertutup berbagai percikan - kocokan telur, mentega, sedikit semburat uap tepung dst. Di mataku halaman-halaman ini indah, merekam hari2 ibu yang berusaha menyenangkan orang2 yang dicintainya lewat kue-kue karyanya.

Misi berhasil, kue jadi juga, walaupun tak sesempurna buatan Ibu. Aku tak jadi datang (ternyata energiku di usia segini hanya muat untuk meladeni lima hari kerja panjang (sering sampai jam sepuluh malam). Membuat kue, sesederhana apapun -apalagi diselingi dengan memfoto kaleng susu segala - tak termasuk di dalamnya. Tapi seperti tadi kukatakan, that's another story.)

Mudah-mudahan kue cinta (begitu aku menyebut 'refrigerator cake' dalam hatiku), dapat mewakiliku di tengah keluarga.



No comments:

Post a Comment